Wednesday, April 12, 2017

IBADAT SINGKAT REKONSILIASI






IBADAT REKONSILIASI (Ibadat Malam II)

Lagu Pengantar: Instrument lembut

Sapaan Awal:
Para siswa terkasih... malam ini kita berkumpul dalam situasi yang berbeda. Kita mau melihat perjalanan hidup kita selama ini. Perjalanan yang sudah kita lalui bersama orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu orang-orang yang kita sukai namun juga yang kadang menjengjkelkan kita. Suka atau tidak suka mereka sudah banyak memberi warna dalam kehidupan kita. Mereka sudah ikut membentuk pribadi kita menjadi diri kita sekarang ini.

Bacaan Kitab Suci: Mzm. 4:1-6

Lagu: pilihan

Renungan:
Para siswa terkasih..., di hadapan Tuhan kita mau memeriksa diri kita dengan segala suka-duka hidup kita. Banyak pengalaman yang sudah kita nikmati bersama dengan teman-teman di sekolah, teman-teman di rumah dan juga bersama para guru yang masih lekat dalam ingatan kita. Kini Tuhan masih memberi waktu kepada kita untuk melihat kembali perjalanan hidup kita di hari-hari yang lalu.
1.      Bagaimana saya bersikap terhadap teman-teman?
·         Apakah selama ini saya hanya menuntut perhatian dari teman daripada memberi perhatianku kepada mereka?
·         Apakah aku peduli kepada teman-teman ketika mereka kesulitan?
·         Apakah aku tidak bisa memberi pengaruh baik bagi teman-temanku selama ini?
·         Apakah karena alasan pertemanan, saya membiarkan diriku jadi hancur?
2.      Bagaimana sikapku terhadap para guru?
·         Apakah aku sudah memberi hormat yang layak bagi bapak ibu guruku?
·         Apakah selama di kelas, aku menerima mereka dengan sikap yang baik atau hanya setengah hati?
·         Apakah aku selalu membanding-bandingkan antara guru yang kusukai dan yang tidak kusukai?
·         Apakah aku mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atau mengacuhkannya saja?

Lagu:ayah/bunda

Renungan:
Ibu…. Bapak…. Bagaimana kabar kalian? Baikkah? Apakah kalian sehat-sehat saja? Apakah ibu dan bapak bangga memiliki anak seperti saya….?
Teman-teman, apakah pertanyaan seperti ini pernah muncul di dalam pikiran kita? Terus terang, kita sering sibuk memikirkan diri sendiri, kepentingan sendiri; rasanya yang ada dipikiran kita hanya sekitar kebutuhan kita saja. Kita ingin ibu dan bapak memenuhi segala yang kubutuhkan. Kita sering sedih dan tidak jarang atau bahkan tega memengucapkan kata-kata kotor kepada  mereka, kalau mereka menunda atau tidak bisa mengabulkan apa yang kuinginkan…. Bahkan aku sedih dan menyesal mengapa aku lahir di keluarga seperti ini? tika miskin, yang membuat aku tidak bisa memiliki apa-apa yang kuinginkan. Aku tidak bisa memiliki apa saja seperti yang dimiliki teman-teman lain.. kenapa aku harus lahir di tengah keluarga seperti ini…. Aku sedih… aku malu…..
Teman-teman, saat ini, ketika kita jauh dari mereka.ingatkah kita bahwa mereka dengan segala usaha dan kekuatan yang ada masih berupaya memenuhi segala kebutuhan hidup dan sekolah kita? Mereka bahkan tidak memikirkan kesehatan mereka sendiri… siang-malam mereka berjualan atau harus bekerja keras…berkeringat…bahkan tak jarang sampai jatuh sakit…. Semua itu dilakukan untuk menunjukkan betapa mereka sayang pada kita, pada adik-adik yang juga menjadi tanggung jawab hidup mereka…menreka amat peduli pada kita dan masa depan kita. Sesungguhnya betapa berat beban yang harus mereka tanggung. Adakah keinginan muncul dalam diri kita untuk mewujudkan cita-cita mereka: yaitu menjadi anak-anak yang baik, yang mempunyai masa depan dan kehidupan yang lebih baik dari apa yang sekarang sedang mereka jalani? Sanggupkah kita menjadikan impian mereka menjadi kenyataan?
Mari kita kembali kepada Tuhan, yang empunya kehidupan… kita sujud ke hadapannya… kita jadikan kepahitan yang kita alami sekarang menjadi kekuatan untuk bangkit. Kita masih diberi waktu oleh Tuhan untuk merubah keadaan ini…. teman – teman ini bukan takdir. Tapi suatu bagian dalam hidup, di mana Tuhan menginginkan kita berusaha dan terus berusaha menjadi mahlukNya yang berguna.
Bersama kedua orang tua, kita mantapkan niat-niat kita untuk merubah keadaan. Saya mengajak teman-teman untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua, dengan meminta ampun dan restu agar kehidupan yang sedang kita jalani menjadi lebih ringan dan didukung oleh keluarga.

Proses Akhir:
Diiringi lagu: Keagugan Tuhan (Vidi Aldiano) dan Tiada yang abadi (Peterpan)


No comments:

Post a Comment