IBADAT
REKONSILIASI (Ibadat
Malam II)
Lagu Pengantar:
Instrument lembut
Sapaan Awal:
Para siswa
terkasih... malam ini kita berkumpul dalam situasi yang berbeda. Kita
mau melihat perjalanan hidup kita selama ini. Perjalanan yang sudah kita lalui
bersama orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu orang-orang yang kita sukai
namun juga yang kadang menjengjkelkan kita. Suka atau tidak suka mereka sudah
banyak memberi warna dalam kehidupan kita. Mereka sudah ikut membentuk pribadi
kita menjadi diri kita sekarang ini.
Bacaan Kitab Suci:
Mzm. 4:1-6
Lagu: pilihan
Renungan:
Para siswa
terkasih..., di hadapan Tuhan kita mau memeriksa diri kita dengan segala
suka-duka hidup kita. Banyak pengalaman yang sudah kita nikmati bersama dengan
teman-teman di sekolah, teman-teman di rumah dan juga bersama para guru yang
masih lekat dalam ingatan kita. Kini Tuhan masih memberi waktu kepada kita
untuk melihat kembali perjalanan hidup kita di hari-hari yang lalu.
1. Bagaimana
saya bersikap terhadap teman-teman?
·
Apakah selama ini saya hanya menuntut perhatian
dari teman daripada memberi perhatianku kepada mereka?
·
Apakah aku peduli kepada teman-teman ketika
mereka kesulitan?
·
Apakah aku tidak bisa memberi pengaruh baik bagi
teman-temanku selama ini?
·
Apakah karena alasan pertemanan, saya membiarkan
diriku jadi hancur?
2. Bagaimana
sikapku terhadap para guru?
·
Apakah aku sudah memberi hormat yang layak bagi
bapak ibu guruku?
·
Apakah selama di kelas, aku menerima mereka
dengan sikap yang baik atau hanya setengah hati?
·
Apakah aku selalu membanding-bandingkan antara
guru yang kusukai dan yang tidak kusukai?
·
Apakah aku mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan atau mengacuhkannya saja?
Lagu:ayah/bunda
Renungan:
Ibu…. Bapak….
Bagaimana kabar kalian? Baikkah? Apakah kalian sehat-sehat saja? Apakah ibu dan
bapak bangga memiliki anak seperti saya….?
Teman-teman,
apakah pertanyaan seperti ini pernah muncul di dalam pikiran kita? Terus
terang, kita sering sibuk memikirkan diri sendiri, kepentingan sendiri; rasanya
yang ada dipikiran kita hanya sekitar kebutuhan kita saja. Kita ingin ibu dan
bapak memenuhi segala yang kubutuhkan. Kita sering sedih dan tidak jarang atau
bahkan tega memengucapkan kata-kata kotor kepada mereka, kalau mereka menunda atau tidak bisa
mengabulkan apa yang kuinginkan…. Bahkan aku sedih dan menyesal mengapa aku
lahir di keluarga seperti ini? tika miskin, yang membuat aku tidak bisa
memiliki apa-apa yang kuinginkan. Aku tidak bisa memiliki apa saja seperti yang
dimiliki teman-teman lain.. kenapa aku harus lahir di tengah keluarga seperti
ini…. Aku sedih… aku malu…..
Teman-teman,
saat ini, ketika kita jauh dari mereka.ingatkah kita bahwa mereka dengan segala
usaha dan kekuatan yang ada masih berupaya memenuhi segala kebutuhan hidup dan
sekolah kita? Mereka bahkan tidak memikirkan kesehatan mereka sendiri…
siang-malam mereka berjualan atau harus bekerja keras…berkeringat…bahkan tak
jarang sampai jatuh sakit…. Semua itu dilakukan untuk menunjukkan betapa mereka
sayang pada kita, pada adik-adik yang juga menjadi tanggung jawab hidup
mereka…menreka amat peduli pada kita dan masa depan kita. Sesungguhnya betapa
berat beban yang harus mereka tanggung. Adakah keinginan muncul dalam diri kita
untuk mewujudkan cita-cita mereka: yaitu menjadi anak-anak yang baik, yang
mempunyai masa depan dan kehidupan yang lebih baik dari apa yang sekarang
sedang mereka jalani? Sanggupkah kita menjadikan impian mereka menjadi
kenyataan?
Mari kita
kembali kepada Tuhan, yang empunya kehidupan… kita sujud ke hadapannya… kita
jadikan kepahitan yang kita alami sekarang menjadi kekuatan untuk bangkit. Kita
masih diberi waktu oleh Tuhan untuk merubah keadaan ini…. teman – teman ini
bukan takdir. Tapi suatu bagian dalam hidup, di mana Tuhan menginginkan kita
berusaha dan terus berusaha menjadi mahlukNya yang berguna.
Bersama kedua
orang tua, kita mantapkan niat-niat kita untuk merubah keadaan. Saya mengajak
teman-teman untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua, dengan meminta ampun
dan restu agar kehidupan yang sedang kita jalani menjadi lebih ringan dan
didukung oleh keluarga.
Proses Akhir:
Diiringi
lagu: Keagugan Tuhan (Vidi Aldiano) dan Tiada yang abadi (Peterpan)
No comments:
Post a Comment